Ketika masih kecil, kita sering mendapat pertanyaan “Apa cita-citamu kalau sudah besar nanti?”. Sebagian besar dari kita pasti menjawab menjadi dokter, polisi, guru, artis, pejabat, menteri atau bahkan presiden. Profesi-profesi tersebut langsung tergambar di pikiran kita saat diberi pertanyaan tentang cita-cita karena profesi-profesi itu dekat dengan kehidupan kita serta terlihat keren, berwibawa dan membanggakan di mata kita.
Namun, jika sekarang kita ditanya tentang cita-cita, pasti jawabannya sudah berbeda dengan jawaban saat kita masih kecil. Hal itu disebabkan karena sekarang untuk menentukan cita-cita kita tidak hanya memikirkan wibawa, kebanggaan ataupun statusnya di mata orang-orang, tapi juga mempertimbangkan tentang kesempatan kerja, gaji yang bisa didapat, manfaatnya bagi orang-orang, pendidikan untuk mencapainya dan masih banyak pertimbangan lainnnya.
Di sisi lain, di umur kita yang sudah beranjak dewasa ini, ketika ditanya tentang cita-cita ada beberapa orang yang tidak tahu harus menjawab apa. Ia tidak tahu ingin menjadi apa dan bagaimana masa depannya kelak. Hal ini sangat disayangkan karena cita-cita seharusnya sudah diciptakan sejak dini. Dengan cita-cita kita bisa merencanakan masa depan kita. Dengan cita-cita kita bisa menentukan jalan hidup kita kelak. Semakin muda kita menanamkan cita-cita, akan lebih mudah dalam merencanakan langkah-langkah taktis untuk menggapai cita-cita.