Akibat Pornografi

Rabu, 20 Februari 2013

Dari segi psikologi atau kejiwaan, pornografi dan pornoaksi dapat berakibat pada melemahnya fungsi pengendalian diri (self control) terutama terhadap naluri agresivitas seksual. Demikian pula halnya dengan penggunaan NAPZA terutama alkohol dan amphetamin (ekstasi, shabu-shabu, inex).
Berdasarkan hasil survey Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan, sebanyak 97% dari responden pernah menonton film porno, sebanyak 93,7% pernah ciuman, sebanyak 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP pernah berhubungan intim, sedangkan 21,2% siswi SMU pernah menggugurkan kandungan.
Pornografi dan pornoaksi dapat memicu dan merupakan provokator tindakan-tindakan agresivitas sekseual sebagai akibat lepasnya kontrol diri. Oleh karena itu provokasi pornografi dan pornoaksi yang terbuka terus-menerus dan melampui batas akan berdampak pada :
1.      Pergaulan bebas (hubungan seks di luar nikah) semakin meningkat
2.      Perselingkuhan semakin meningkat
3.      Pelacuran semakin meningkat
4.      Kehamilan di luar nikah semakin meningkat
5.      Aborsi semakin meningkat
6.      Anak yang dilahirkan di luar nikah semakin meningkat
7.      Kekerasan seksual (perkosaan) semakin meningkat
8.      Perilaku seksual menyimpang (sexual deviation) semakin meningkat, misalnya homoseksual, lesbian, incest (hubungan sedarah), pedofilia, dsb.
9.      Penyakit kelamin semakin meningkat
10.  HIV/AIDS semakin meningkat
Dari uraian tersebut cukup jelas bahwa baik perilaku hubungan seks di luar nikah ataupun pelacuran, pornografi dan pornoaksi dengan segala dampaknya itu yang dirugikan adalah kaum perempuan. Khususnya pada pelacuran serta pornoaksi yang terjadi adalah eksploitasi seksual komersial atas kaum perempuan. Dari aspek ini, pornografi dan pornoaksi merupakan pelanggaran dan pelecehan terhadap HAM karena merendahkan derajat, martabat, harkat dan kehormatan kaum perempuan.
Selain itu, dampak pornografi dan pornoaksi yang mengakibatkan penyebaran pernyakit kelamin termasuk HIV/AIDS juga semakin meningkat. Berdasarkan laporan dari New York yang dikemukakan oleh Media Indonesia (29 Agustus 2008) menyatakan bahwa penyebaran HIV/AIDS tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan di kota-kota besar lainnya. Sekitar 4.800 warga New York terinfeksi HIV pada tahun 2006. Warga kota New York yag positif mengidap HIV diperkirakan mencapai 100 ribu orang. Dengan jumlah sebesar itu kota tersebut dipandang sebagai pusat epidemi AIDS di Amerika Serikat. Laporan tersebut menyebutkan tingkat penyebaran HIV di kota New York sebesar 72 per 100 orang. Sementara itu secara nasional tingkat penyebarannya sebesar 23 orang per 100 ribu orang.

0 komentar:

Posting Komentar