Kajian
neuroscience yang dilakukan oleh Judith Reisman membuktikan bahwa sebuah gambar
yang menggetarkan emosi seperti gambar porno memicu reaksi biokimia yang kuat
pada otak. Reaksi ini bersifat instant namun meninggalkan jejak ingatan
permanen dalam memori. Sekali saja cairan zat kimia syaraf tersebut tercipta,
maka memori tentang gambar porno tersebut akan sulit bahkan tidak mungkin
terhapus.
Berdasarkan
pemotretan melalui positron emission tomography (PET), terlihat jelas bahwa
seseorang yang tengah menikmati gambar porno mengalami proses kimia dengan
orang yang tengah menghisap kokain. Dampak akut pornografi ternyata lebih berat
daripada kokain. Pengaruh kokain dalam tubuh bisa dilenyapkan melalui
detoksifikasi, sedangkan materi pornografi, sekali terekam dalam otak, gambar
porno tersebut akan mendekam dalam otak selamanya.
Selain
itu, pornografi yang dijejalkan ke otak secara terus-menerus pada akhirnya akan
menyebabkan jaringan otak mengecil dan fungsinya juga terganggu. Bagian otak
yang mengecil tersebut adalah bagian tengah depan (Ventral Tegmental Area /
VTA).
Penyusutan
jaringan otak ini nantinya akan memproduksi dopamine. Dopamine adalah bahan
kimia yang dapat memicu rasa senang. Dopamine tersebut akan menyebabkan kekacauan
kerja neurotransmiter. Neurotransmiter yakni zat kimia otak yang berfungsi
sebagai pengirim pesan. Jadi si penderita kemungkinan akan lambat untuk
menyampaikan atau mengirimkan sebuah informasi.
Pornografi
juga merusak sel otak yang menyebabkan perilaku dan kemampuan intelegensi
mengalami gangguan. Jelas bahwa penurunan intelegensia ini menurunkan
produktivitas dan menurunkan kualitas Sumber Daya Manusia.
Selain
itu, pornografi juga menimbulkan gangguan memori dan menimbulkan perubahan
konstan pada neurotransmiter serta melemahkan fungsi kontrol pada manusia
sehingga si penderita juga akan sulit mengendalikan atau mengontrol
perilakunya.
Proses
seperti itu tidak terjadi secara cepat dalam waktu singkat. Namun semua akan
terjadi dalam beberapa tahap, yaitu kecanduan yang ditandai dengan tindakan
impulsive, ekskalasi kecanduan, desentisisasi dan penurunan perilaku.
0 komentar:
Posting Komentar